Sebagai organisasi yang telah lama berdiri, Karang Taruna diharapkan bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk membantu pembangunan desa. “Dulu di tahun 1994, Karang Taruna pernah menjadi pilar sosial dalam pembangunan. Namun kini keberadaanya seperti hidup enggan mati tak mau,” ungkap Oktaviani, SH., Wakil Ketua DPRD Lumajang dari Partai Gerindra, ketika menjadi narasumber di program Panorama Pagi Radio Semeru FM pada Senin (15/6) pagi. Tema yang diusung dalam dialog interaktif tersebut adalah, "Memaksimalkan Peran Karang Taruna dalam Pembangunan Desa".
Hadir pula dalam acara yang dipandu oleh Hariyanto, S.Pd itu, Indarto, ST., selaku Ketua Karang Taruna Kabupaten Lumajang. Selain itu hadir pula dua narasumber dari Dinas Sosial Kabupaten Lumajang, yakni Drs. Saifudin, M.Pd., selaku Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pemberdayaan Sosial, dan Yuni Trianti, S.Sos., selaku Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan
Kelembagan Sosial.
Oktaviani menambahkan, semua desa harus memiliki Karang Taruna sebagai wadah bagi pemuda untuk belajar berorganisasi dan menciptakan pemimpin, sekaligus untuk memaksimalkan perannya berpartisipasi dalam pembangunan desa. Sehingga Karang Taruna bisa tumbuh besar, solid, inovatif, dan kreatif. Kepengurusan Karang Taruna harus memiliki kepemimpinan yang solid, sehingga dapat menjadi motivator pembangunan dan membuka lapangan kerja di masyarakat.
Untuk itu dirinya meminta kepada Dinas Sosial Lumajang, untuk turun langsung ke desa dan kelurahan secara bersama-sama, dengan melibatkan pihak terkait lainya, dalam meberikan pembinaan. “Saya berharap, kegiatan Karang Taruna dapat lebih kreatif, tidak hanya terbatas pada kegiatan organisasi desa saja. Di sini peran pembinaan sangat dibutuhkan,” lanjutnya.
Menurut Oktaviani, Karang Taruna bisa menghasilkan program kerja yang dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, karena pemerintah tidak mungkin melaksanakan pembangunan tanpa campur tangan dari organisasi kepemudaan. “Kami menginginkan Karang Taruna di desa-desa itu dapat tumbuh pesat, sehingga mampu membantu pemerintah dalam mendongkrak perekonomian,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan Drs. Saifudin, M.Pd., selaku Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Lumajang. Menurutnya, pelatihan manajemen bagi organisasi Karang Taruna dianggap penting. Selama ini Karang Taruna di tingkat desa dan kelurahan seperti hidup segan tapi mati tak mau.
“Kepengurusan Karang Taruna di tingkat kelurahan belum berjalan dengan baik, sehingga perlu diberikan penguatan melalui pelatihan manajemen,” tegasnya.
Saifudin menambahkan, Karang Taruna merupakan elemen penting dalam pembangunan dan pemberdayaan pemuda. Sehingga Dinas Sosial mencoba membangkitkan lagi keberadaan Karang Taruna dengan berbagai pendekatan, sesuai dengan keputusan Menteri Sosial (Mensos) yang intinya Karang Taruna adalah organisasi sosial yang tumbuh dan berkembang untuk masyarakat.
GELIAT KARANG TARUNA DITENGAH PANDEMI
Tidak banyak yang tahu, di masa pandemi virus corona (covid-19), peran serta dari Karang Taruna cukup membantu pemerintah dalam menekan wabah vius ini. Hal tersebut disampaikan Ketua Karang Taruna Kabupaten Lumajang Indarto, ST. Menurutnya, selama pandemi virus corona terjadi, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Karang Taruna yang tersebar di Lumajang.
“Kami sering melakukan penyemprotan tempat ibadah, lembaga pendidikan dan fasilitas umum lainnya. Langkah ini kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam menekan merebaknya virus yang mematikan itu,” ungkapnya.
Berbagai kegiatan yang ia lakukan di masa pandemi itu, memang minim dari sorotan media. Namun langkah tersebut tidak menyurutkan kegiatan Karang Taruna di Lumajang untuk terus berkreasi, demi menggali berbagai potensi yang ada di beberapa desa. “Kita ini adalah pemicu dan pendorong, agar desa yang memiliki potensi bisa lebih maju lagi dari sebelumnya,” jelasnya.
Drs. Saifudin, M.Pd., selaku Kabid Penanganan dan Pemberdayaan Sosial, menimpali bahwa di era pandemi virus corona seperti sekarang ini, Karang Taruna diharapkan bisa membantu pemerintah untuk melakukan pendataan ulang bagi warga terdampak corona. “Dengan adanya keterlibatan Karang Taruna, kami berharap, data yang selama ini belum akurat bisa diperbaiki secara terus menerus,” harapnya.
100 DESA BELUM MEMBENTUK KARANG TARUNA
Di penghujung tahun 2019 yang lalu, hanya ada 105 desa dan kelurahan di Lumajang yang sudah membentuk Karang Taruna, sementara sisanya sebanyak 100 desa dan kelurahan belum terbentuk. Hal ini disampaikan Drs. Saifudin, M.Pd. Menurutnya, untuk 100 desa yang belum membentuk Karang Taruna, akan mendapat prioritas pembinaan dari Dinas Sosial.
“Kita berharap pemuda sebagai bagian dari masyarakat yang bisa mengambil peran, bisa memanfaatkan tugas dan fungsinya untuk memaksimalkan potesi yang ada di desa atau kelurahan masing-masing. Karena pemuda bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Indarto, ST., mengungkapkan, meskipun Karang Taruna sudah terbentuk di 105 desa, namun masih lemah di sisi manajemen. “Untuk itu, kita kembali membangkitkan Karang Taruna melalui pelatihan dan pembinaan,” ujarnya.
Ia mengaku serius untuk memperkuat organisasi Karang Taruna hingga lini desa dan kelurahan. Karena keberadaan Karang Taruna dalam meningkatkan ekonomi suatu wilayah cukup terbukti ampuh. Dia mencontohkan munculnya ‘Kate Jek’ di Lumajang juga tidak lepas dari peran serta Karang Taruna. “Karang Taruna berkepentingan mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pembangunan,” katanya. Sementara itu Kasi Pemberdayaan Kelembagan Sosial Dinas Sosial Lumajang Yuni Trianti, S.Sos., mengatakan, belum terbentuknya Karang Taruna di 100 desa, karena generasi muda lebih fokus pada aktivitas di media sosial (medsos). “Sehingga langkah yang akan kita ambil ke depan adalah, lebih getol melakukan pendekatan kepada mereka,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana menunjukkan berbagai manfaat yang sudah ditorehkan beberapa Karang Taruna yang ada di Lumajang, sebagai motivasi agar semangat yang ditorehkan pemuda lainnya bisa segera menular ke desa yang belum terbentuk Karang Taruna.
“Karang Taruna harus berkreasi, contohnya yang ada di Randuagung. Dengan mengolah limbah plastik, mereka bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ini harus getol kita sosialisasikan,” pungkasnya.
Dalam talkshow yang dipandu oleh Hariyanto, S.Pd., cukup banyak respons dari para pendengar dan juga fans Radio Semeru FM yang disampaikan baik melalui telpon, WA maupun facebook, salah satunya seperti yang dikatakan oleh akun facebook atas nama Seno Kusumo dari Malaysia.(YONI)
0 Komentar