Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Lumajang menggelar sosialisai anti narkoba kepada sejumlah organisasi yang ada di daerah secara virtual. Kepala BNNK Lumajang AKBP Indra Brahmana, mengatakan kegiatan ini merupakan langkah kongkrit BNNK dalam upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba.
Menurutnya masyarakat diberikan hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya pelaksanaan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran narkoba. "Untuk itu melalui kesempatan ini kita semua bisa berperan dan memberikan kontribusi dalam upaya pencegahan,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber sosialisasi program anti narkoba secara virtual di program Kedai Dangdut Radio Semeru FM pada Rabu (29/7) pagi.
Hadir pula dalam sosialisasi secara daring dengan beberapa relawan narkoba Lumajang, yaitu Kasat Reskoba Polres Lumajang AKP Ernowo, S.H., Nunung Purnawisudawati, S.KM., selaku Kasi Rehabilitasi BNNK Lumajang, dan Nursamsi selaku Kepala Bidang Pengembangan dan Kesatuan Bangsa, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lumajang. Tema yang diusung dalam dialog sosialisasi secara daring pagi itu adalah ‘Lawan Corona Berantas Narkoba’.
Salah satu peran masyarakat, kata Indra Brahmana, adalah dengan memonitor dan melaporkan jika ada penyalahgunaan narkoba di wilayah masing-masing, sehingga membantu peran aparat dalam melakukan pemberantasan narkoba. Ia juga menjelaskan BNNK tidak bisa bekerja sendiri, sehingga dibutuhkan penguatan kelompok masyarakat dalam upaya pencegahan narkotika dengan membentuk forum bersama.
Hal senada juga dikatakan Kasat Reskoba Polres Lumajang AKP Ernowo, SH. Sejauh ini komunikasi intens sudah terjalin dengan BNNK Lumajang, bahkan beberapa hasil ungkap yang nilainya cukup besar juga dari hasil komunikasi yang ia jalin bersama BNNK. “Banyak ungkap kasus narkoba yang itu dihasilkan dari upaya kami meminta petunjuk kepada BNNK Lumajang,” jelasnya.
CANGGIHNYA IT BNNK
Information technology (IT) yang dimiliki BNNK Lumajang, kerap dijadikan rujukan kepolisian dalam mengungkap kasus narkoba yang angkanya cukup besar. Hal ini disampaikan AKP Ernowo. Menurutnya, IT yang ada di BNNK cukup canggih untuk melacak komunikasi para bandar yang hendak melakukan aksinya di Lumajang.
Ia mencontohkan, pengungkapan kasus besar beberapa waktu lalu, juga karena bantuan IT BNNK. Seperti ungkap kasus sabu seberat 1 ons yang kemudian oleh unit Reskoba nomer Hp pelaku ditrek melalui IT BNNK dan dalam pengembangnya berhasil mengungkap kasus yang nilainya mencapai 5,4 kilo gram sabu. “Ini berkat bimbingan dari BNNK, sehingga kami bisa mengungkap kasus tersebut,” ungkap Ernowo.
Selain dengan BNNK, peran pemerintah daerah melalui Kesbangpol juga sangat mendukung pada upaya penekanan peredaran gelap narkoba di Lumjang. Apalagi kejahatan narkoba merupakan kejahatan serius yang bersifat lintas negara dan terorganisasi dengan target semua lapisan masyarakat. Meskipun target peredaran utama adalah generasi muda, tetapi saat ini semua lapisan masyarakat, tua-muda, kaya-miskin, pejabat bahkan aparat, banyak yang terjerumus dalam neraka obat-obatan terlarang itu.
Hal senada juga disampaikan AKBP Indra Brahmana, pengungkapan 5 kilo sabu yang sempat ramai diberitakan beberapa media, belum seberapa dibanding dengan kasus besar yang berhasil digagalkan untuk tidak masuk ke Lumajang oleh BNNK dan Reskoba. “Kenapa kasus sabu 2 kilo lebih itu kita gagalkan dan membiarkannya ditangkap tim Sidoarjo, karena kita kuatir ketika sudah di Lumajang barangnya langsung diecer, sehingga menyulitkan kami dengan polisi untuk melakukan pengungkapan,” jelasnya.
"Selain kasus 2 kilo sabu, adalagi kasus sabu 5 kilo dari Johor Malaysia yang diselundupkan ke Indonesia melalui jalur ilegal. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata kurir yang membawa barang haram tersebut berasal dari Kecamatan Padang Lumajang," pungkasnya.
KEJAHATAN JALANAN MAKIN BRUTAL KARENA NARKOBA
BNNK menyebut dalam beberapa tahun belakangan ini, kejahatan jalanan mengalami perubahan pola menjadi lebih sadis dan brutal karena penggunaan narkoba.
Hal ini dikatakan Indra Brahmana. Menurutnya, kasus perampokan, pencurian dengan kekerasan atau begal, sudah semakin brutal dan sadis. Lantaran mereka bukan terdesak kebutuhan ekonomi tetapi terdesak akibat kecanduan narkoba. “Kalau tidak begal dan jambret, dari mana mereka dapat uang untuk beli sabu,” jelasnya.
Para pelaku kriminal rata-rata melukai korban terlebih dahulu sebelum barang berharganya diambil. "Sekarang ini para pelaku sebelum beraksi menggunakan narkoba agar lebih berani, ini yang harus kita waspadai bersama,” ungkapnya. Ia juga mengajak kepada semua pihak untuk bersinergi dalam memberantas peredaran barang haram itu. Tanpa partisiasi semua pihak, BNNK dan Polisi tidak akan sanggup melakkan pemberantasan peredaran narkoba di Lumajang.
REHABILITASI NARKOBA DIDOMINASI KALANGAN PELAJAR
Data rehabilitasi di BNNK Lumajang menyebutkan, dari sekian banyak pengguna narkoba yang direhabilitasi, 60% penghuninya adalah kalangan pelajar. Nunung Purnawisudawati, S.KM., selaku Kasi Rehabilitasi BNNK Lumajang mengatakan, kondisi semacam ini menunjukan betapa mudahnya generasi muda terpengaruh narkoba.
Menurutnya, banyaknnya pelajar yang terjerumus ke dalam narkoba, rata-rata disebabkan oleh faktor lingkungan dan pergaulan. Mereka yang berusia pelajar, terkadang ingin coba-coba atas ajakan teman dan akhirnya terjerumus. Bahkan yang lebih memprihatinkan, mereka yang direhabilitasi adalah dari kalangan keluarga mampu, “Mereka rata-rata dari keluarga mampu secara ekonomi tapi kurang kasih sayang orang tua,” keluhnya.
Di Lumajang sendiri lokasi rehabilitasi ada di klinik BNNK, Rumah Sakit Bhayangkara dan di Rumah Sakit Jatiroto. Fasilitas-fasilitas tersebut, jelas Nunung, bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat yang hendak melakukan rehabilitasi, karena dampak dari narkoba yang diserang adalah syaraf. “Ayo manfaatkan layanan rehabilitasi dari kami, data akan kita rahasiakan. Jangan kawatir, bagi pecandu yang ada di Jember, datang saja ke Jatiroto pasti dilayani dengan baik,” ajaknya.
Sementara itu Ernowo berharap semua pihak bisa bekerja sama, seperti guru di sekolah, orang tua dan yang paling penting peran masyarakat. Dengan cara saling mengingatkan, jika di daerah lingkungan ada warga tidak bekerja namun mempunyai fasilitas menonjol bahkan banyak orang yang berkunjung ke rumah tersebut untuk bertamu tanpa ada kejelasan, itu patut dicurigai dan secepatnya dilaporkan kepada BNNK atau Kepolisian.
SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA PADA PELAJAR TERHALANG COVID
Sebagai wujud kepedulian pemerintah pada generasi muda dalam pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba, pada masa orientasi sekolah seperti sekarang ini, pemerintah melalui Kesbangol bekerja sama dengan BNNK dan Unit Reskoba Polres Lumajang, biasanya sudah melakukan sosialisasi bahaya narkoba kepada para pelajar.
Hal tersebut dikatakan Nursamsi, sosialisasi bahaya narkoba kepada para pelajar dilakukan untuk mencegah masuknya narkoba di kalangan generasi muda. “Saya berharap siswa-siswi generasi muda agar tidak melibatkan diri pada hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, seperti menggunakan narkoba dan lain sebagainya," ungkapnya. Sayangnya akibat dampak pandemi virus corona, kegiatan serupa yang rutin dilakukan pemerintah untuk saat ini masih tersendat.
Dalam talkshow sosialisasi bahaya narkoba secara virtual yang dipandu oleh Hariyanto, S.Pd., cukup banyak respons dari para pendengar dan juga fans Radio Semeru FM yang disampaikan baik melalui telpon, WA maupun facebook. Salah satunya akun facebook atas nama Purwosono Maju yang menyampaikan kalimat mantab dan terimakasih pencerahanya Bpk. AKBP Indra Brahmana Kepala BNNK, Bpk. AKP Ernowo Kasat Reskoba Polres Lumajang bersama tim, bagaimana seyogyanya langkah (senyap) masyarakat untuk turut mendukung dalam berantas narkoba dan bagaimana tingkat perlindungan kepada masyarakat yang turut bergerak berantas narkoba(YONI)
0 Komentar