Pandemi virus corona (Covid-19) telah merubah tatanan masyarakat secara luas. Guna mencegah penularan virus tersebut, masyarakat dihimbau memperhatikan protokol kesehatan dan lebih banyak tinggal di rumah. Perubahan itu berdampak luas di banyak sektor, khususnya pangan, sehingga perlu adanya strategi agar penyediaan pangan terpenuhi dengan maksimal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Lumajang Dra. Hertutik, M.Si., mengatakan bahwa pandemi Covid-19 sudah ada bersama dengan kehidupan. Sehingga masyarakat harus secepatnya beradaptasi dengan segala hal baru. “Salah satunya mengenai strategi penyediaan bahan pangan yang harus disinergikan dengan protokol kesehatan saat ini,” ungkapnya ketika menjadi narasumber di program Panorama Pagi Radio Semeru FM pada Selasa (30/6) pagi.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Bidang (Kabid) Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketapang Lumajang Ir. Bambang Gunardi, M.Si., dan Kepala Seksi (Kasi) Distribusi Pangan Dinas Ketapang Lumajang Ika Wahyuni Hariyanti, SP.
SIGEMPAL DAN CETAR
Hertutik menjelaskan, untuk saat ini pihaknya fokus pada peningkatkan akses pangan, dengan meningkatkan pola konsumsi yang beragam, mengurangi konsumsi beras dan terigu, dan mengutamakan pangan lokal yang bersumber pada karbohidrat. “Covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan merubah paradigma. Oleh sebab itu, kebijakan baru harus kita tata, untuk menjawab tantangan di era new normal ini,” imbunya.
Dua prorgam yang terus ia genjot di era new normal adalah, program Aksi Gerakan Kembali ke Pangan Lokal (SIGEMPAL) dan program Cekatan Tandur Ing Latar (CETAR). Kedua program ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi masyarakat yang aman terkait dengan pangan. “Hal ini kami dilakukan, agar masyarakat terhindar dari makanan yang tidak aman, karena banyak makanan yang beredar di sekitar kita itu berbahaya ketika dikonsumsi,” jelasnya.
Sementara itu Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketapang Lumajang Ir. Bambang Gunardi, M.Si., mengatakan, prioritas pemerintah daerah mulai dari ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan akan terus dimaksimalkan. “Hal ini kita lakukan mengingat produksi pangan, distribusi pangan, stabilisasi pasokan pangan dan harga pangan, mutlak diperlukan,” ungkapnya.
Apalagi selama pandemi, berbagai kegiatan terkait ketahanan pangan banyak yang terkendala. Salah satunya sosialisasi kembali ke pangan lokal yang selama ini sering dilakukan di berbagai acara, langsung terkena imbasnya. “Karena dilarang berkerumun, maka kami tidak bisa melakukan sosialisasi soal ketahanan pangan di acara publik,” imbuhnhya.
Hal senada juga dikatakan Kasi Distribusi Pangan Dinas Ketapang Lumajang Ika Wahyuni Hariyanti, SP. Saat ini pihaknya terus berupaya agar ketersediaan beras dari Kelompok Tani (Poktan) dan Lembaga Pembeli Gabah (LPG) banyak terserap. "Karena Poktan dan LPG binaan kami ini berhubungan langsung dengan para petani," ungkapnya.
PEKARANGAN PANGAN LESTARI
Merebaknya pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, tidak hanya membawa masalah kesehatan, tetapi juga berimplikasi luas, salah satunya pada kelancaran distribusi pangan. Terbatasnya akses fisik dan ekonomi terhadap pangan tentu dapat menganggu ketahanan pangan individu, keluarga maupun nasional.
Meskipun demikian, Dinas Ketahanan Pangan Lumajang sudah mempunyai solusinya, salah satunya melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). "Program ini kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Kami mengajak masyarakat memamfaatkan pekarangan dengan menanam aneka tanaman," ujar Dra. Hertutik, M.Si.
Pemanfaatan lahan pekarangan, benar- benar dirasakan manfaatnya. "Ini kan bisa menjaga kebutuhan dan ketahanan pangan keluarga. Kita tinggal petik sayuran dari pekarangan," timpal Bambang Gunardi ketika menjadi narasumber di Radio Semeru FM.
Ia mengungkapkan P2L dikembangkan dengan tujuan meningkatkan ketersediaan pangan dan juga mempermudah akses dan pemanfaatan pangan bagi keluarga. Melalui P2L bisa dihasilkan pangan beragam, bergizi seimbang dan aman, sekaligus untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Untuk mencapai tujuan tersebut, P2L dilakukan melalui pemberdayaan kelompok masyarakat, seperti kegiatan budi daya berbagai jenis tanaman dengan memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah, atau lahan kosong yang tidak produktif. “Melalui pengembangan rumah bibit, demplot, pertanaman, dan pasca panen serta pemasaran,” pungkasnya.
KETERSEDIAAN PANGAN MASIH AMAN
Ketersediaan pangan di Lumajang dipastikan aman, terutama di tengah pandemi Covid-19 dan di era new normal. Hal ini disampaikan Ika Wahyuni Hariyanti. Menurutnya, dari bulan Juli sampai Desember 2020 untuk kebutuhan beras masih aman lantaran akan ada panen padi di beberapa wilayah. Meskipun diakui panen tidak sebesar saat musim puncak panen sebelumnya. "Untuk beras sendiri ketersediaannya masih surplus sebanyak 77 ribu ton lebih, belum lagi tambahan dari hasil panen pada bulan berikutnya nanti," jelas Ika.
Bahkan proses produksi beras sudah dilakukan secara cepat, dengan memutus beberapa mata rantai pendistribusian. Ia mencontohkan, kini beras bisa langsung diproduksi dan disalurkan langsung ke Toko Tani Indonesia. “Ini cara kami untuk memutus mata rantai, sehingga semakin pendek mata rantai pendistribusian beras, harga yang di terima konsumen akan lebih murah, dengan kualitas beras medium pula,” imbuhnya. Tak hanya beras, ia juga menuturkan bahan pangan lain juga dalam kondisi aman.
Dalam talkshow yang dipandu oleh Hariyanto, S.Pd., cukup banyak respons dari para pendengar dan juga fans Radio Semeru FM yang disampaikan baik melalui telpon, WA maupun facebook, salah satunya seperti yang sampaikan oleh pendengar atas nama Laily dari Tempeh. (YONI)
0 Komentar