Kepala Dinas Pendidikan Lumajang Drs. Agus Salim M.Pd., Kabid Dikdas Dindik Lumajang Drs. Suryadi M.Pd. dan Kasi Kurikulum Bidang Dikdas Dindik Lumajang Drs. Gunardi hadir dalam acara talkshow Panorama Pagi di Radio Semeru FM, Kamis (9/7) pagi. Mereka membincangkan tema Kebijakan Dindik di Era New Normal. Acara yang rutin dipandu Hariyanto S.Pd, tersebut banyak mendapat respon baik dari pendengar Radio Semeru maupun pemirsa live FB Radio Semeru.
Bergantian para nara sumber ini menjawab pertanyaan dari pendengar dan pemirsa baik yang dibacakan oleh presenter maupun langsung ditanyakan via telpon dan WA atau komen di FB. Intinya mereka ingin tahu kebijakan-kebijakan yang diambil Dinas Pendidikan Lumajang di era pandemi covid-19 dan menghadapi persiapan kenormalan baru (new normal).
Dindik rasa baru, begitulah komentar mereka atas apa yang disampaikan oleh nara sumber. Apa saja rasa baru yang dimaksud dan apa saja kebijakan yang diambil dalam mengatasi masalah Pendidikan selama pandemi Covid-19 ini?
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Dinas Pendidikan (Dindik) Lumajang sejak pandemi Covid-19 telah disibukkan dengan berbagai hal untuk menyesuiakan diri selama pademi tersebut. Kepala Dindik Lumajang Drs. H. Agus Salim Mpd. mengatakan bahwa sejak Maret lalu pihaknya berulang kali mengirim surat dan membuat edaran yang diberikan kepada kepala sekolah dan masyarakat terkait kebijakan Dindik selama pandemi Covid-19.
Upaya ini menurut Agus Salim dalam rangka pencegahan dan pemutusan mata rantai Covid di Lumajang, karena Covid ini menurutnya tidak bisa diremehkan dan pihaknya juga harus menjaga kesehatan peserta didik dan guru-guru yang ada di Lumajang. “Hampir 6 bulan kita telah diuji Allah dengan diberikan ujian berupa Covid-19. Ini tidak boleh diremehkan, banyak yang harus kita sikapi,” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, kegiatan pembelajaran dimulai pada bulan Juli tahun 2020, yakni dimulai tanggal 13 Juli tahun 2020. Namun demikian, ujar Agus Salim, ini dilakukan dengan sistem daring (dalam jaringan) atau BJJ (belajar jarak jauh).
“Saya paham bahwa orang tua ingin anaknya segera bisa sekolah karena jenuh di rumah terus, namun situasi ini tidak memungkinkan sehingga bagaimana caranya agar anak tetap mendapat pendidikan, ya caranya harus dengan daring,” ungkapnya. Kebijakan belajar di rumah ini diinstruksikan kepada seluruh instansi di bawah naungkan Dindik Lumajang mulai dari PAUD, SD dan SMP juga Lembaga kursus dan lain-lain. Namun bagi pengajar dan kepala sekolah tetap bisa bekerja di kantor dengan menggunakan fasilitas di sekolah masing-masing dengan tetap mentaati protokol kesehatan.
Agus Salim menyadari jika sistem daring ini banyak kelemahannya, namun ini adalah satu-satunya cara agar anak di Lumajang tetap bisa mendapatkan pelajaran dalam sistuasi pandemi Covid-19 tersebut. “Saya berharap seluruh guru bisa mengkreasi, menginovasi untuk menjadikan pembelajaran yang menyenangkan atau enjoy learning agar tidak membosankan bagi peserta didik,” ungkapnya.
Hal senada diungkap Kabid Dikdas Dindik Lumajang Drs. Suryadi M.Pd. Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 di masa pandemi covid-19 dan persiapan kenormalan baru, satuan pendidikan yang berada di daerah zona kuning, orange, dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka dan tetap melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring.
“Semua elemen mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas, penilik tetap bekerja dari kantor dan dituntut untuk merancang grand design dan bagaimana mengaplikasikan ke tingkat sekolah,” terang Suryadi.
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
Sementara itu Kasi Kurikulum Bidang Dikdas Dindik Lumajang Drs. Gunardi menambahkan bahwa untuk tanggal 13, 14 dan 15 Juli adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kepada semua sekolah mulai dari TK, SD dan SMP, pihaknya sudah menginstruksikan agar menyiapkan diri sebaik mungkin supaya siswa baru betul-betul menikmati suasana baru meskipun dalam suasana Covid dengan suasana pembelajaran jarak jauh atau daring.
“Mulai tanggal 13 Juli, semua guru insya Allah masuk bergantian sesuai shiftnya. Ini dalam rangka untuk menyiapkan pembelajaran daring dari kantor atau di sekolah. Wali murid dimohon juga memberikan motivasi kepada anak-anaknya,” ujar Gunardi.
Ketika ditanya tentang ada sekolahan yang akan memberikan pelajaran dengan tatap muka selama 4 jam di masa pandemi Covid-19, Gunardi menjelaskan bahwa itu nanti diberlakukan kalau Lumajang sudah zona hijau. Itu pun menurutnya dilakukan dengan model shift dan tetap mengacu pada protokol kesehatan.
Pembelajaran tatap muka ketika zona hijau akan diawali di tingkat SMA dan SMK dulu, baru selanjutnya tingkat SMP, kemudian di tingkat SD dan TK atau PAUD. “Itu semua sudah dirancang oleh pemerintah karena rawan bagi anak-anak yang masih belum memahami bagaimana protokol kesehatan itu,” terangnya.
Terkait dengan MPLS ini, Kadindik Agus Salim menekankan kepada guru dan kepala sekolah agar berkreasi bagaimana caranya agar siswa baru itu paling tidak tahu profile sekolahnya. “Mau bikin video it’s ok, dengan model zoom meeting boleh, yang penting anak baru itu bisa tahu profile sekolah baru mereka,” terangnya. Agus Salim mengatakan banyak yang bisa disampaikan semasa MPLS tersebut, misalnya memperkenalkan kepala sekolahnya, gurunya, pelajaran yang akan diberikan di sekolah, ruang sekolah dan lain-lain. Semua itu ujar Agus Salim bisa di sajikan dalam bentuk video.
Masih terkait MPLS tersebut, Kabid Dikdas Dindik Lumajang Drs. Suryadi M.Pd mengaku sudah banyak menerima lapora tentang kesiapan secara online, banyak sekolah yang cukup matang dalam persiapannya seperti SMP 4 Lumajang yang sudah memiliki rancangan bagus termasuk schedulenya.
Ada juga SMP Pelita Bangsa Lumajang yang sejak awal sudah bisa melakukan pertemuan daring dengan seluruh siswa menggunakan aplikasi zoom meeting, SMP Negeri 1 Gucialit, SMP Negeri 1 Senduro dan lain-lain yang menunjukkan kesiapannya. “Jadi tidak hanya SMP di tengah kota, agak pinggir hingga di daerah gunung pun sudah siap dengan model online ini,” ujar Suryadi. “Untuk MPLS ini mereka mempersiapkan dua model. Secara online mereka sudah siap, hang out juga disiapkan, All school ready for MPLS,” sambungnya.
KENDALA JARINGAN DAN FASILITAS ANDROID
Tentang kendala jaringan atau sinyal di wilayah tertentu, dan soal siswa yang tidak memiliki handphone android dan lain-lain untuk pembelajaran daring, Kadindik Lumajang Agus Salim mengatakan bahwa itu semua harus bisa diatasi, paling tidak guru IT bisa berkreasi agar masalah jaringan atau sinyal bisa disiasati.
Agus juga menekankan tugas kepala sekolah yang harus bisa mengatasi masalah yang ada di sekolah, termasuk bagaimana upaya agar yang tidak memiliki android bisa ikut pembelajaran daring. “Bagaimana mengatasi daerah rawan jaringan, bagaimana anak-anak punya pulsa, bagaimana menyediakan paket internetnya, itu semuanya kepala sekolah yang bertanggung jawab,” tegasnya.
“Mas Menteri sudah memberikan keleluasaan dengan dana BPS itu, silahkan anda berkreasi. Makna dari merdeka belajar salah satunya adalah memberikan kebebasan untuk mengelola lembaga sekolah itu sebaik mungkin sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengeluh karena sistem daring itu,” sambungnya.
Agus Salim mengingatkan kepada kepala sekolah bahwa ada tiga macam peserta didik yang terkait pembelajaran daring ini Yang pertama adalah mereka yang paham atau menguasai IT. Yang kedua setengah menguasai IT, dan berikutnya memang ada anak yang tidak punya apa-apa untuk bermain dengan IT. “Ini kepala sekolah yang harus bisa berkreasi, tidak bisa hanya mengandalkan kepada guru,” tegasnya lagi.
“Orang tua juga harus berusaha, bagaimana bisa mengikuti pelajaran jika tidak ada android. Bisa pinjam saudaranya atau dengan upaya lain yang penting berusaha,” timpal Gunardi.
Sementara itu senada dengan Kadindik Agus Salim, Kabid Dikdas Dindik Lumajang Drs. Suryadi M.Pd menekankan kepada kepala sekolah dan guru agar meningkatkan kinerjanya supaya dana BOS Kinerja dan BOS Afirmasi bisa diraih, dan salah satu manfaatannya yaitu tabletnya bisa dipinjamkan ke siswa.
“Contoh SMP Negeri 4 Lumajang yang sudah mendata siswa baru yang belum mempunyai android, akan dipinjami tablet dari sekolahan. Ini karena sekolah itu memperoleh BOS Kinerja. Jadi mari semangat semua, kepala sekolah, guru tingkatkan kinerja sekolah supaya BOS Kinerja guru dan Afirmasi bisa kita raih,” ungkapnya.
Di akhir perbincangan, Kepala Dinas Pendidikan Lumajang Drs. Agus Salim M.Pd mengatakan, kegiatan pendidikan di masa pandemi ini akan berjalan dengan lancar apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
“Tentu sinergitas harus dibangun dengan baik. Saya minta pada semua lini di Dinas Pendidikan mulai dari KPP, pengawas, kepala sekolah untuk dengan sungguh-sungguh mengawal kebijakan ini sehingga kebijakan ini nanti bisa dirasakan masyarakat luas.
“Ayo sama-sama kita mengawal kegiatan ini dan saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berdo’a mudah-mudahan pandemi Covid oleh Allah bisa segera dicabut dan kita kembali normal seperti sedia kala, amin,” pungkasnya. (TEGUH EKAJA).
0 Komentar