Program pemeriksaan dengan rapid test bagi warga Lumajang Kamis (2/7) mendapat sambutan cukup antusias dari warga. Sejak pagi tampak warga berjubel di halaman Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Lumajang, Jl. Sunandar Priyosudarmo No. 125 Sukodono Lumajang. Mereka seolah tak perduli dengan himbauan agar tetap menjaga jarak. Akibatnya petugas yang berjaga kuwalahan.
Melihat situasi ini, akhirnya beberapa instansi terkait langsung menurunkan personilnya, di antaranya Pol PP, Dishub, Satlantas Polres Lumajang dan lain-lain. Warga yang berjubel langsung diurai dan ditertibkan.
“Kebetulah halaman Labkes sempit dan di pinggir jalan raya, jadi kami dari Satpol PPP dibantu teman-teman Satlantas dan Dishub harus mengatur lalu lintas dan parkir, tadi sempat ada tumpukan warga di pinggir jalan raya,” ujar Sunardi Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Sunardi menegaskan bahwa seluruh warga yang ikut rapid test wajib mentaati protokol kesehatan seperi cuci tangan dengan sabun di air mengalir yang disediakan pihak Labkesda. Selaian itu warga dilarang bergerombol dan harus tetap jaga jarak baik saat menunggu antrian maupun saat sudah mulai masuk antrian, mereka pun wajib mengenakan masker. “Yang tidak pakai masker harus balik kanan, mereka boleh masuk jika memakai masker,” ujar Sunardi.
Membludaknya warga ini ditengarai karena ada pembatasan jumlah layanan tiap hari. Diinformasikan bahwa Labkes Kabupaten Lumajang ini hanya bisa melayani 30 orang tiap hari mulai pukul 7.30 pagi hingga pukul 11.00 WIB.
“Kemarin anak saya kehabisan antrian, jadi hari ini kami datang lebih pagi,” ujar pak Warno yang mengaku mengantarkan anaknya. Hal senada juga diungkap beberapa mahasiswa yang mengaku harus segera mendapat hasil rapid test untuk persayarakat bisa kembali ke tempat kuliahnya.
Layanana rapid tes gratis ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mau kembali ke kampusnya di luar kabupaten, calon mahasiswa yang mau tes di luar kabupaten, pelajar dan santri yang akan meneruskan pendidikannya, dan juga bagi pekerja informal yang akan bekerja di luar kota.
Persyaratannya pun cukup mudah, yakni hanya dengan menunjukkan bukti surat tanda daftar dari universitas beserta copy KTP. Untuk santri yang tidak punya KTP bisa memakai Kartu Keluarga dan surat dari Ponpes yang menyatakan persyaratan rapid tes.
Program rapid test gratis yang digulirkan Bupati Lumajang ini sebenarnya sudah dimulai sejak Rabu kemarin(1/7), namun hari ini antusiasme warga seperti tidak bisa terbendung sehingga antriannya meluber hingga ke jalan raya. Atas antusiasme warga yang cukup tinggi ini pihak Labkes Kab. Lumajang akhirnya membebaskan jumlah kuota yang dilayani tiap hari tidak lagi 30 orang, namun dituntaskan sesuai antrian.
“Sebenarnya dibatasi 30 orang tiap hari, tapi begitu banyaknya adik-adik yang butuh untuk tes ke universitas ya kita layani,” ujar Kepala Labkesda Kab. Lumajang Tutik Elyati. Tutik mengaku tidak bisa membendung antusiasme warga tersebut karena mereka memang sangat berkepentingan dengan program ini.
Kebanyakan yang hadir saat ini adalah calon mahasiswa yang akan tes masuk perguruan tinggi Senin depan, sehingga mereka harus segera mendapatkan layanan. Hasil tesnya pun diupayakan secepatnya, menurut Tutik dipastikan besoknya yakni Jumat(3/7) hasil tes tersebut bisa dibagikan kepada mereka yang sudah melakukan tes hari ini.
Hal senada diungkap Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dr. Bayu Wibowo Ignasius. Menurut dr. Bayu, pihaknya sudah bersosialisasi agar masyarakat mendaftar dulu, namun karena banyak yang datang dari jauh dan terlanjur datang ke Labkesda terpaksa mereka tetap dilayani. “Hari ini tidak ada pembatasan, yang penting warga tetap menjaga jarak dan tidak berjubel, nanti tetap kita layani,” ujar dr. Bayu saat memantau pelaksanaan rapid test gratis tersebut.
Jumlah kuota untuk rapid test gratis yang disediakan Pemkab Lumajang adalah 2000 orang. Menurut Kepala Labkesda Lumajang Tutik Elyati, dari jumlah tersebut akan dilakukan secara bertahap yang akan dilayani setiap hari hingga tuntas programnya. Ketika disinggung soal jumlah kuota apakah akan ditambah, Tutik mengaku saat ini masih belum ada informasi, pihaknya dalam hal ini sebatas melaksanakan perintah untuk melayani warga sesuai syarat dan jumlah yang sudah ditentukan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dr. Bayu Wibowo Ignasius, terkait dengan pelaksanaan program rapid tes gratis ini mengatakan bahwa sesuai dengan yang telah disosialisasikan maka jumlah orang yang dilayanai terbatas. Ini bukan program yang secara kontinyu dilakukan sehingga diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan program ini sebaik-baiknya.
“Kita nanti masih butuh rapid tes untuk ibu hamil, untuk pelacakan dan banyak kepentingan lainnya sehingga ini terbatas. Untuk screening pelajar dan mahasiswa justru baru terpikirkan setelah banyaknya permintaan dari masyarakat,” ujar dr. Bayu. Ia mengaku akan mengusulkan penambahan anggaran karena banyak kebutuhan untuk rapid tes ini. Selian itu juga perlu pengadaan fasilitas pendukung seperti menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.
Ketika ditanya harga rapid tes yang ada saat ini dr. Bayu mengaku lega karena harga rapid tes sudah mulai turun. Semula harga per buah antara Rp.300.000,- hingga Rp.400.000,- namun kini sudah mulai turun dan terakhir paling murah Rp.118.000,-. “Mudah-mudahan bisa lebih murah lagi, memang harganya bervariasi tergantung pada merknya,” jelasnya.
Mengingat saat rapid tes gratis sempat terjadi kerumunan, dikhawatirkan akan ada penularan covid-19 jika memang ada yang terpapar. Karena itulah jika dalam pelaksanaan rapid tes gratis ini didapati ada yang positif reaktif, maka mau tidak mau pihak Labkes terpaksa harus melakukan rapid tes ulang dengan metode yang berbeda. “Jika setelah rapid tes ulang masih reaktif, maka akan kita lakukan swab dan ini pun gratis,” ujar Kepala Labkesda Lumajang Tutik Elyati.
Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dr. Bayu Wibowo Ignasius, juga mengatakan hal yang sama, menurut dr. Bayu mereka yang hasil tesnya reaktif akan diisolasi dan dites ulang dan swab. Tidak hanya reaktif tetapi jika hasil swabnya postif maka yang kebetulan saat itu bersama bersama dan kebetulan berinteraksi dengan yang lainnya maka mereka juga harus dirapid tes ulang.
“Ini sebagai konsekuensi kita dalam pelaksanaan rapid tes tersebut,” ujarnya. Karena itu dr. Bayu berulang kali menekankan kepada warga yang ikut rapid tes tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak semakin banyak yang tertular covid-19.
“Pokoknya keluar rumah wajib memakai masker, jaga jarak tetap terapkan physical distancing, cuci tangan dengan sabun di air mengalir, hindari keramaian jangan, keluar rumah jika tidak perlu, ini harus jadi kebiasan kita yang baru,” pungkasnya.
(TEGUH EKAJA).
0 Komentar