Belakangan ini ramai pemberitaan tentang banyaknya tenaga kerja asing di Indonesia, terlebih lagi isu tentang Cina yang akan menguasai perekonomian Indonesia. Terkait hal ini, Agus Setiawan dalam paparannya justru mengajak kita untuk belajar dari Cina.
“Banyak yang menganggap investor itu pasti sama dengan Cina, padahal investor-investor Indonesia itu tidak hanya dari negara Cina. Bahkan Cina bukan yang terbesar. Sekian tahun kita didominasi oleh investor dari Singapura, Jepang dan Amerika. Cina baru-baru ini saja karena mereka memang perekonomiannya baru berkembang", katanya. Setiawan mengungkapkan hal itu pada acara Ngopi Pagi di Radio Semeru FM, Sabtu (17/10) pagi.
Menurut Setiawan, harusnya kita belajar dari Cina, bagaimana caranya mereka tahun 90 itu masih banyak warganya buang air besar di halaman, sekarang tahun 2020 mereka sudah menjadi negara terkuat perekonomiannya. Investor dari Cina itu penting, karena mereka membawa uangnya untuk diputar di Indonesia sehingga membuat perekonomian Indonesia berjalan.
“Mereka membuka lapangan pekerjaan. Bayangkan kita lihat di beberapa tambang yang dikelola investor luar. Contohnya di Morowali, di sana itu ada tambang dengan tenaga kerja asing 3 ribu orang. Itu sudah diprotes oleh berbagai kalangan. Mereka tidak melihat bahwa dengan itu juga telah membuka lapangan pekerjaan untuk 30 ribu orang lokal,” ujar Setiawan.
“Kita harus ada di tengah. Kita jangan cuma alergi tapi tidak memberikan solusi. Masyarakat kita ini tiap tahun sekitar 2,4 juta orang butuh pekerjaan. Kalau kita ngikutin aktivis yang pokoknya nggak boleh merusak lingkungan, kita nggak kerja semuanya, akan duduk di rumah. Membuka sawah juga dianggap merusak lingkungan, padahal itu membuka banyak lapangan kerja,” sambungnya.
Setiawan mengaku tidak mungkin mengikuti semua keinginan aktivis lingkungan, karena memang harus ada yang dikorbankan. Membuka lahan sawah juga merusak lingkungan termasuk membuka tambang, namun yang terpenting adalah perawatan dan keberlanjutannya.
“Bagaimana caranya perekonomian itu berkelanjutan dan tidak boleh merusak lingkungan. Inilah yang harus dicari titk temu antara kepentingan ekonomi dan kepentingan pelestarian lingkungannya,”ujarnya,
Investasi itu sangat kita butuhkan karena investasi adalah salah satu instrumen yang mampu menjadi pintu masuk untuk kita meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Tanpa investasi, maka peluang kita mensejahterakan masyarakat akan sangat kecil.
Menurutnya, setiap tahun ada angkatan kerja yang harus mendapatkan pekerjaan. Ada banyak masyarakat yang memang masih membutuhkan pekerjaan. Maka dengan investasi tentunya akan terbuka peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan baru tersebut.
Ujungnya adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Ketika daya beli masyarakat meningkat, maka yang mendapatkan efeknya adalah UMKM, pedagang- pedagang kecil. Kalau masyarakat mau spending lebih banyak atau pengeluaran uang yang lebih banyak, mereka pasti membelanjakannya sehingga ekonomi berputar.
Kalau perekonomian sudah berputar, maka kesadaran masyarakat akan meningkat, kemiskinan akan berkurang, pengangguran juga akan berkurang, tetapi ada syaratnya yaitu harus jaga stabilitas politik dan stabilitas sosial. Stabilitas politik sudah tugas dari para pemimpin daerah maupun pemimpin-pemimpin nasional untuk mewujudkannya. Masyarakat juga sama yakni harus mampu menjaga bagaimana caranya stabilitas sosial itu terjamin.
“Dengan terjaganya stabilitas politik, sosial dan ekonomi yang bisa berjalan bersama, maka kita yakin Lumajang maupun Indonesia akan semakin meningkat kesejahteraanya, sehingga daya saingnya juga akan meningkat,” ujar Setiawan.
Setiawan juga mengajak agar bisa menghormati dan menghargai niat baik pemerintah dengan mengundangkan Omnibus Law yang mana yang tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing. Apalagi Omnibus Law Ini sudah direspon baik oleh Bank Dunia (World Bank).
“Harapan kita adalah dengan adanya Omnibus Law ini investor akan berbondong-bondong masuk, kemudian membuka lapangan pekerjaan untuk anak-anak kita tanpa menghilangkan kelestarian lingkungan. Kita bekerja sama bagaimana caranya kepentingan buruh dan pekerja terlindungi, lingkungan juga tidak dirusak investor. Investor mendapatkan apa yang ingin mereka dapatkan. Negara Indonesia, pemerintahannya juga mendapatkan penerimaan pajak yang signifikan. Dengan kerjasama yang baik, saya yakin kita juga semua harus yakin Indonesia akan lebih baik ke depannya,” pungkasnya. (Teguh Ekaja).
0 Komentar