Pemerintah Kabupaten Lumajang harus kreatif dalam menggulirkan program pembangunan infrastruktur dengan program padat karya, dan semaksimal mungkin anggarannya dikucurkan atau dikelola oleh pengusaha-pengusaha daerah, atau oleh putera-putera daerah Lumajang.
Agus Setiawan seorang pengamat dan pakar ekonomi yang juga merupakan pengusaha sukes asal Lumajang menjelaskan semua itu kepada masyarakat saat acara talkshow di Radio Semeru FM dalam program Ngopi Pagi yang dipandu Hariyanto, S.Pd., Minggu (8/11).
Menurut Setiawan, seharusnya APBD Lumajang menjadi penyangga. Hanya sayangnya pemerintah daerah sekarang lebih mengenalkan program dari pemerintah pusat. “Program pemerintah daerah sendiri apa? itu yang belum kita ketahui,” ujar Setiawan.
APBD Lumajang, ungkap Setiawan, harus digunakan untuk memutar ekonomi di daerah. Karena itu jika ada proses penunjukkan untuk pengerjaan infrastruktur, harus diberikan kepada putra daerah, agar keuntungannya tidak lari ke luar daerah.
“Saya mendengar kemarin dari rekanan, proyek penunjukkan langsung (PL ) yang di bawah Rp 200 juta ditujukan ke orang luar dan ini sudah jadi rahasia umum. Harusnya untuk proyek-proyek tersebut diberikan ke putera daerah,” ungkapnya.
Setiawan mengingatkan hal itu apalagi saat ini kita sedang memasuki tesesi ekonomi. Perputaran kegiatan ekonomi harus diarahkan dan diprioritaskan untuk menyejahterakan warganya sendiri.
Kita harus siap menghadapi resesi ekonomi seperti saat ini. Jika masih pada tahap krisis ekonomi memang belum terlalu sangat mengkhawatirkan, karena biasanya hanya beberapa indikator yang turun. Tetapi kalau sudah memasuki resesi ekomoni seperti saat ini, maka pertumbuhannya minus dan itu berlangsung terus-menerus, dan ini tentunya menurut Setiawan akan sangat mengkhawatirkan.
Kalau pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus tersebut berlangsung selama 1 tahun 2 tahun, maka ini masuk kategori depresi ekonomi. “Dari kata-katanya saja depresi, itu sudah sangat menghawatirkan,” ujar Setiawan.
Saat ini menurut Setiawan, yang harus dilakukan adalah jangan sampai ekonomi global ini memasuki masa depresi seteperti puluhan tahun yang lalu yang mana ekonomi semua negara di dunia dalam beberapa tahun mengalami kontraksi yang cukup dalam. Jangan sampai resesi ekonomi yang sekarang sudah berjalan selama 2 kuartal atau sekitar 6 bulan mengalami minus berlangsung terus.
“Diharapkan di kuartal keempat dari Oktober sampai Desember terjadi peningkatan, karena sepertinya ada belanja pemerintah yang cukup tinggi, banyak proyek yang juga mulai berjalan di akhir periode ini. Kita harap nanti di bulan Februari BPS sudah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa di kuartal keempat tahun 2020 sudah kembali positif,” ungkapnya.
Setidaknya dalam satu tahun di 2020 ada pertumbuhan ekonomi positif walaupun cuma 1%. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan bisa menimbulkan menimbulkan optimisme. “Perekonomian itu kadang butuh yang namanya stimulan, dan stimulan tidak hanya berbentuk bantuan keuangan dan lain-lain, tapi juga optimisme dari kondisi yang sedang berjalan,” tuturnya.
Diketahui bahwa pada kuartal kedua ekonomi Indonesia minus 5% sementara di Kuartal ketiga minus 3,49%. Misalkan di kuartal ke-4 nanti bisa positif secara keseluruhan tahun 2020 itu tetap positif meskipun 1%, maka Indonesia akan mengalami optimisme sehingga ketika optimisme itu ada. Dampaknya, investor akan berbondong-bondong masuk, sehingga ekonomi Indonesia kembali lagi ke kondisi yang sebelumnya.
Di akhir talkshownya Setiawan kembali mencuplik apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan yang menyebutkan The worst is over, artinya yang terburuk sudah kita lewati, sudah selesai, sekarang mulai membaik.
“Kini kita berdo’a pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala supaya kondisi ini segera membaik dan harapan kita tahun 2021 nanti kondisi sudah normal, vaksin Covid jika ditemukan dan resiko pandemi sudah berakhir. Itu harapan kita semua dan kita harus optimis,” pungkasnya. (TEGUH EKAJA).
0 Komentar