Sumber : Semeru FM |
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah sebuah bisnis yang dijalani dengan modal kecil bagi siapapun yang ingin memulai usaha. Hal ini juga didukung oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan, pelatihan dan lainnya.
Dengan modal kecil, UMKM bisa dilakukan dari sekala rumahan terlebih dahulu. Inilah yang memunculkan banyaknya home industri atau industri rumahan. Jika digeluti dengan baik dan tekun, tentu UMKM bisa menjadi bisnis dengan penghasilan yang lumayan besar.
Namun dua tahun belakangan ini, UMKM juga merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Dampak yang dimaksut salah satunya adalah penurunan pendapatan bagi para pelaku UMKM. Padahal sebelum pandemi Covid-19, omset dari UMKM untuk Kabupaten Lumajang sangat luar biasa.
Sumber : Semeru FM |
“Kita akui omset UMKM memang terdepan di Kabupaten Lumajang,” ujar Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Hadi Nur Kiswanto. Ketika menjadi narasumber diprogram Dewan Mendengar Radio Semeru FM pada Kamis (1/9).
Hadir pula dalam dialog tersebut, Kepala Bidang Usaha dan Industri Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Lumajang, Samsul Nurul Huda. Tema yang diusung adalah “Peluang dan Tantangan UMKM Pasca Pandemi, dan Apa Saja Yang Sudah Dilakukan Pemkab Lumajang”.
Hadi menambahkan, desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil, memiliki peran yang penting dalam mewujudkan desa yang mandiri secara manajerial dan financial melalui UMKM. Karena pemerintah sudah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pelaku ekonomi lokal, untuk memanfaatkan sumberdaya milik lokal, dalam rangka kesejahteraan bersama dan memperbanyak pelaku ekonomi untuk mengurangi faktor produksi yang tidak terpakai.
“Kami berharap desa ikut berperan dalam pemulihan UMKM pasca terdampak pandemi Covid-19. Karena peran desa dalam pemulihan ekonomi terutama diskala UMKM sangat luar biasa,” imbuhnya.
Ada banyak UMKM yang berada di desa yang bisa dimanfaatkan produknya menjadi produk unggulan desa, sehingga hal ini akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru. Menitikberatkan pada tumbuh dan berkembangnya sektor usaha dan industri lokal, yang mempunyai basis produksi bertumpu pada sumberdaya lokal.
Sumber : Semeru FM |
Menurut Hadi, dengan bentuk-bentuk usaha yang telah berkembang di desa tersebut seperti pertanian, peternakan, kerajian, perikanan, perkebunan, industri kecil, makanan olahan sehat, adalah sektor ekonomi strategis yang harusnya digarap oleh desa untuk kembali menggeliatkan UMKM pasca pandemi.
Hal senada juga disampaikan Kabid Usaha dan Industri Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Lumajang, Samsul Nurul Huda. Menurutnya, peran UMKM dalam mendongkrak perekonomian di Kabupaten Lumajang sudah sangat luar biasa. Kondisi ini yang harus terus dimaksimalkan terutama pasca pandemi Covid-19.
Menurutnya, untuk menggerakkan UMKM dalam masa penanganan Covid-19, ada beberapa fase yang harus dihadapi. Pertama, rescue, fase di mana bantuan ekonomi harus diberikan kepada masyarakat dan pihak yang terkena dampak Covid-19. Pada fase tersebut, pemerintah daerah harus mempertimbangkan adanya trade-off antara kesehatan dan ekonomi.
Nurul menjelaskan kembali, fase kedua yaitu stability, yaitu tahap ketika masyarakat mampu beraktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut juga menimbulkan pergeseran dari ketakutan menjadi kesadaran dan ditandai dengan meningkatnya aktivitas menggunakan bantuan teknologi salah satunya dengan penjualan secara daring atau onlione.
Fase berikutnya adalah recovery, keadaan ketika masyarakat mulai berdamai dengan Covid-19 dan melakukan segala kegiatan dengan pola new normal. Dalam mencapai fase tersebut, UMKM membutuhkan imunitas selama tahap stability.
“Oleh karena itu, perlu ada poin penting yang harus dibangun oleh pelaku UMKM dan tentunya dorongan dari kami pemerintah daerah selaku pemangku kebijakan,” tegasnya.
Poin penting yang harus dilakukan UMKM adalah membangun sistem kelembagaan yang kuat sebagai pondasi utama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti asosiasi atau kelompok usaha. Tergabungnya pelaku UMKM pada suatu kelompok, dapat memudahkan perolehan informasi baik dari hulu hingga ke hilir.
Sumber : Semeru FM |
Kemudian UMKM harus adaptif dengan teknologi. Berdasarkan pengamatan, UMKM yang memasarkan produknya secara daring, cenderung tidak mengalami penurunan secara signifikan dan tetap mampu mempertahankan pangsa pasarnya. Hal tersebut karena potensi pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai ratusan juta jiwa.
Poin terakhir yang dijelaskan Nurul yaitu diversifikasi produk sebagai upaya agar komoditas yang dihasilkan dapat terserap ke pasar. Untuk merealisasikan poin-poin tersebut, pemberian bantuan kepada UMKM dinilai menjadi salah satu poin penting yang dilakukan untuk menghidupkan kembali UMKM di Kabupaten Lumajang.
“Bantuan yang sudah kita berikan dan sampai saat ini masih berjalan adalah soal peluang pasar di luar sistem daring atau online tadi, dan kita juga memberikan masukan kepada UMKM agar kemasan prodak yang akan dipasarkan wajib menarik perhatian dan bagus, langkah itu inten kita lakukan, agar UMKM kita bisa berkembang dengan pesat,” pungkasnya. (Yoni Kristiono)
0 Komentar