Sumber : Semeru FM |
Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Lancar Budi Utomo, S.Pd, menegaskan, bahwa mengembangkan pariwisata di daerah khususnya di Kecamatan Ranuyoso, harus sejalan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Menurut Lancar, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan negara. Namun, adanya pandemi kemarin membuat banyak destinasi wisata di Indonesia dan Kabupaten Lumajang khususnya lumpuh tak bergerak. Sehingga berbagai inovasi akan terus dilakukan untuk memaksimalkan berbagai potensi yang ada terutama di Kecamatan Ranuyoso.
“Pengembangan pariwisata harus sejalan dengan pemberdayaan UMKM, saat ini kita sudah merintisnya dengan pelibatan masyarakat sekitar, terutama dilokasi wisata baru yang bernama Sumber Randu Pinus di kawasan hutan lindung seluas 11,7 hektar, masuk kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber diprogram Dewan Mendengar Radio Semeru FM pada Sabtu (24/9). Tema yang diusung dalam dialog itu adalah “Pengembangan Wisata dan UMKM di Kecamatan Ranuyoso”.
Sumber : Semeru FM |
Lancar mengungkapkan, dengan melibatkan masyarakat dan keberadaan para pelaku UMKM dalam pengembangan sektor pariwisata, tentu akan semakin menambah daya tarik dari objek wisata baru Sumber Randu Pinus dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
“Untuk memaksimalkan pengelolaannya, kita sudah ada Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Perum Perhutani BKPH Klakah KPH Probolinggo. Langkah ini untuk menjamin bahwa pengelolaan wisata Sumber Randu Pinus di Kecamatan Ranuyoso tidak menyalahi aturan. Disisi lain, pelibatan masyarakat sekitar juga tetap kita optimalkan,” tegasnya.
Sementara itu dari sektor pelaku UMKM, masih kata Lancar, tentunya bisa meliputi banyak hal, seperti kuliner jajanan lokal, oleh-oleh kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, selain menambah daya tarik dari objek pariwisata Sumber Randu Pinus, hal tersebut juga memberikan keuntungan bagi para pelaku UMKM.
Sumber : Semeru FM |
“Di objek wisatanya kita punya daya tarik soal kondisi alam yang masih asri dan juga ada kolam renangnya, sementara dari sisi pelaku UMKM, nantinya mereka bisa terbantu dari segi penjualan dan ekonomi. Tapi ini tentu perlu kerja keras, agar bagaimana caranya langkah tersebut bisa berjalan optimal dan berkesinambungan, dengan bimbingan dan pelatihan serta terobosan inovasi tentunya,” tambahnya.
Menurutnya, dimana ada destinasi pariwisata, maka disitu selalu ada UMKM, sebab pengunjung destinasi pariwisata, pasti akan mencari oleh-oleh khas daerah setempat. Dari hal ini bisa disimpulkan, bahwa pengembangan sektor pariwisata harus di dukung dengan pengembangan UMKM yang menjadi khas daerah setempat.
“Dimana ada destinasi pariwisata, ketika pengunjung sudah menikmati keindahan alam yang di kunjungi, pasti ketika hendak pulang, akan mencari produk khas di wilayah setempat untuk buah tangan atau oleh oleh. Nah di Kecamatan Ranuyoso ini banyak oleh-oleh yang bisa kita jual, misalnya produk lokal buah Nangka yang sangat melimpah,” jelasnya.
Sumber : Semeru FM |
Lancar juga mengakui, ada beberapa masalah klasik yang membelit UMKM. Yaitu, permodalan, perizinan usaha, hingga masalah logistik. Untuk membangkitkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata, pihaknya juga sudah memberikan mesin pengelolaan buah untuk masyarakat yang akan bergerak di lingkup UMKM.
Untuk itu, Lancar mendorong pemerintah daerah, agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam pengembangan sektor pariwisata di Kecaamatan Ranuyoso dan kabupaten Lumajang pada umumnya. Pasalnya, jika wisata yang ada di Kecamatan Ranuyoso ini banyak di kenal, maka secara tidak langsung akan mendatangkan wisatawan berkunjung ke Kabupaten Lumajang.
“Mereka harus berkelompok untuk memproduksi produk-produk unik di wilayah destinasi wisata. Saya berharap Pemerintah Daerah juga bisa melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada UMKM, khususnya di sektor pariwisata ini,” pungkasnya. (Yoni Kristiono)
0 Komentar