Lumajang, Suara Semeru - Demam
Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang harus
diwaspadai, terutama karena penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat. Untuk itu, Dinas Kesehatan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Lumajang mengajak
masyarakat untuk lebih waspada serta aktif dalam pencegahan dan pengendalian
DBD.
Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes-P2KB Lumajang, dr. Marshall
Trihandono, menjelaskan bahwa DBD memiliki tiga fase perkembangan yang penting
untuk dikenali sejak dini.
- Fase
Demam (Hari ke-1 hingga ke-7): Penderita mengalami demam tinggi
disertai nyeri otot, sakit kepala, mual, serta muncul bintik-bintik merah
pada kulit.
- Fase
Kritis (Hari ke-3 hingga ke-5): Suhu tubuh mungkin mulai menurun,
namun ini adalah fase berbahaya karena bisa terjadi kebocoran plasma yang
berisiko menyebabkan syok.
- Fase
Pemulihan (Hari ke-5 hingga ke-7): Gejala mulai mereda, tubuh
berangsur pulih, dan sel darah putih serta trombosit kembali meningkat.
"Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut,
terutama saat memasuki fase kritis, segera periksakan diri ke dokter atau
fasilitas kesehatan terdekat," ujar dr. Marshall
Ia juga
menekankan bahwa salah satu kunci utama dalam mempercepat pemulihan adalah
menjaga kecukupan cairan tubuh dengan banyak minum air putih, mengonsumsi
vitamin, serta beristirahat cukup.
Sementara itu,
Askap Hariyanto menyoroti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai
langkah utama dalam mencegah penyebaran DBD. Menurutnya, nyamuk Aedes aegypti
berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, sehingga diperlukan
langkah pencegahan yang dikenal sebagai Gerakan 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat
penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat
wadah air agar tidak menjadi sarang nyamuk.
- Mendaur
ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
- Plus,
langkah tambahan seperti menebar ikan pemakan jentik, menggunakan obat
anti nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan melalui gotong royong.
“Pemberantasan sarang nyamuk harus menjadi kebiasaan yang
dilakukan secara mandiri dan rutin di lingkungan masing-masing,” tegasnya.
Dengan deteksi
dini, penanganan yang tepat, serta kepedulian bersama dalam menjaga kebersihan
lingkungan, diharapkan angka kasus DBD di Kabupaten Lumajang dapat ditekan.
Mari bersama-sama melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit ini.(Hariyanto)
Editor : Roni
0 Komentar