Lumajang, Suara
Semeru – Momentum panen raya padi yang berlangsung sejak Maret hingga April
2025 menjadi pengingat pentingnya menjaga keberlanjutan produksi pangan daerah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Lumajang M. Arif Budiman
Berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
(DKPP) Kabupaten Lumajang, prediksi produksi padi bulan ini mencapai 55.135
ton. Namun, tren alih fungsi lahan pertanian padi ke komoditas lain turut
menjadi perhatian serius DKKP Lumajang.
Arif juga menyampaikan, adanya tantangan yang dihadapi,
yakni mulai berkurangnya minat petani menanam padi. Penyebab utamanya adalah
fluktuasi harga gabah yang belum sepenuhnya stabil. Meski pemerintah telah
menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), masih banyak petani yang menjual
hasil panennya ke tengkulak karena keterbatasan serapan Bulog.
Fenomena peralihan petani dari tanaman padi ke komoditas
lain seperti jagung, tebu, dan hortikultura menjadi tren yang semakin terlihat.
Petani menilai hasil dan perawatan tanaman selain padi lebih menjanjikan secara
ekonomi. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan luas tanam padi secara
bertahap.
“Seperti tebu, perawatannya lebih mudah dan hasilnya lebih
pasti. Itu sebabnya petani makin banyak yang beralih, dan produksi padi pun
menurun,” imbuh Arif.
Menanggapi hal ini, DKPP Lumajang terus mengajak petani
untuk menjaga komitmen dalam budidaya padi, sembari mencari solusi agar harga
gabah tetap menguntungkan. Pemerintah juga berupaya meningkatkan daya serap
Bulog serta memperluas akses pasar langsung bagi petani.(Hariyanto)
Editor : Roni
0 Komentar